HARI
RAYA SARASWATI
Makna Hari Raya Saraswati
Oleh
Klompok
1
I
Dewa Ayu Yuni Astitiani Dewi ( 11.1.1.1.1.404 )
Putu
Arix Suryaprilyadi ( 11.1.1.1.1.405 )
Desak
Putu Puspayanti ( 11.1.1.1.1.406)
Issa
Widya Pramana ( 11.1.1.1.1.407)
A.A
Ayu Made Noviariska ( 11.1.1.1.1.408)
KATA PENGANTAR
Om
Swastyastu,
Puji
syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa , karena atas
Asung Kerta Wara Nugraha- Nyalah, tugas
makalah Acara 1 yang berjudul “Hari Raya Saraswati” selesai tepat pada
waktunya.
Kami
menyadari bahwa tugas Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi keseempurnaan tugas
ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah bekerjasama,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Semoga hasil Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Om Santhi, Santhi,
Santhi Om
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah
……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………
2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Penggambaran Dewi Saraswati ……………………………… 3
2.2 Makna Hari Raya Saraswati ……………………………………… 5
BAB
III PENUTUP
3.1 Simpulan
………………………………………………………………. 8
3.2 Saran ……………………………………………………………… 8
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Upacara dewa yadnya adalah upacara pemujaan dan persembahan
sebagai wujud bakti kehadapan Hyang Widhi dan segala manifestasi-Nya, yang
diwujudkan dalam bermacam-macam bentuk upakara. Upacara ini bertujuan untuk
pengucapan terima kasih kepada Hyang Widhi atas kasih, rahmat dan karunia-Nya
sehingga kehidupan dapat berjalan damai.
Upacara dewa yadnya umumnya dilaksanakan di sanggah-sanggah,
pamerajan, pura, kayangan dan tempat suci lainnya yang setingkat dengan itu.
Upacara dewa yadnya ada yang dilakukan setiap hari dan ada juga yang dilakukan
secara periodik atau berkala. Contoh dari upacara dewa yadnya yang dilakukan
setiap hari adalah puja tri sandya dan yadnya cesa. Sedangkan upacara dewa
yadnya yang dilakukan pada hari-hari tertentu seperti: Galungan, Kuningan,
Saraswati, Ciwaratri, Purnama dan Tilem, dan podalan lainnya.
Hari Raya Saraswati juga merupakan hari raya yang berdasarkan dewa
yajnya. Hari raya saraswati dirayakan setiap 6 bulan sekali, dimana hari raya
ini merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan, dan dewi saraswati merupakan
dewinya ilmu pengetahuan.
Sebagai dewinya ilmu
pengetahuan Dewi Saraswati di gambarkan sebagai wanita yang berparas cantik
dengan kulit yang putih bersinar. Selain itu Dewi Sarawati juga di gambarkan memiliki empat tangan yang masing-masing
menggemgam empat benda. Keempat benda tersebut memiliki makna masing-masing ang
menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan itu.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah penggambaran dewi saraswti ?
2.
Apa makna hari raya saraswati ?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui bagaimana penggambaran dewi saraswati
2.
Mengetahui makna hari raya saraswati
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penggambaran Dewi Saraswati
Saraswati
secara etimologi berasal dari kata Saras dan Wati. Saras artinya sesuatu yang
mengalir, ucapan . Wati artinya yang memiliki atau mempunyai. Jadi Saraswati
berarti sesuatu yang mempunyai sifat mengalirkan sumber pengetahuan dan
kebijaksanaan.
Dewi saraswati merupakan sakti dari dewa brahma , dalam
hindu Saraswati merupakan personifikasi Hyang Widhi dalam pencitaan sebagai
sakti Dewa Brahma. Didalam Weda, Dewi Saraswati disebut sebagai Dewi
kebijaksanaan dan dewi sungai. Dalam Purnama dan Itihasa-lah Dewi Saraswati
disebut-sebut sebagai sakti dari brahma. Kata Saraswati berasal dari urat kata
Sanskerta ‘sr’ , yang berarti mengalir . Dalam Rg weda V.75.3, beliau disebut
sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna , susoma, dan lain-lain. Ia
digambarkan sebagai wanita cantik berkulit putih bersih , merupakan perlambang
bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Perilakunya
lemah lembut, busana putih gemerlap dikenakan-Nya, terkesan sopan, menunjukkan
bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesehajaan.
Saraswati dapat di gambarkan duduk atau berdiri
diatas bungai teratai ,dimana teratai ini melambangkan kesucian , dan juga
terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci dari-Nya, yang mana
angsa tersebut adalah lambing kebijaksanaan . selain itu dalam penggambaran
sering juga terlukis burung merak yang bermakna kewibawaan . beliau juga di
gambarkan bertangan 4 dimana memegang :
a. Keropak yang terletak
pada tangan kanan bagian belakang yang merupakan lambing sumber ilmu
pengetahuan yang suci, yang mengandung tuntutan untuk bekal kehidupan mahluk di
dunia sepanjang masa. Di balik gambar keropak tersimpan pesan bahwa Tuhan
adalah sumber segala macam pengetahuan , juga mengandung pesan bahwa seluruh
pengetahuan adalah suci, karena itu perlu dijaga dan digunakan sesuai dengan
fungsinya.
b. Vina (kecapi) yang
terletak pada tangan kiri bagian depan yang merupakan alat music ang
melambangkan ilmu pengetahuan itu sebagai seni budaya yang agung sehingga
semakin ilmu pengetahuan itu di plajari akan semakin mengasikkan. Dalam vina
juga terkandung maksud bahwa ilmu pengetahuan spiritual,sains,dan teknologi
harus mampu memancarkan vibrasi yang estetis atau yang indah sehingga menjadi
sumber inspirasi pengembangan ilmu.
c. Genitri terletak pada
tangan kiri bagian belakang , yaitu berupa mata rantai yang tidak ada putus-putusnya
sehingga ilmu pengetahuan tersebut tidak ada habis-habisnya untuk di pelajari
Di balik gnitri tersimpan pesan bahwa segala ilmu pengetahuan harus saling
memperkaya sehingga setiap cabang ilmu pengetahuan akan saling melengkapi satu
sama lain.
d. Teratai , merupakan
atribut yang terletak pada tangan kanan bagian depan merupakan symbol ilmu
pengetahuan yang suci , dimana bunga teratai tersebut dapat hidup dalam lumpur
tang kotor namun bunganya tetap tegak
dan berada diatas dan tidak dicampur oleh kotoran lumur itu. Juga dapat
berarti bahwa ilmu pengetahuan itu menghidupkan, memelihara, atau member
kehidupan. Dengan ilmu pengetahuan manusia harus dapat hidup semakin aman ,
nyaman, damai, dan sejahtera. Ilmu pengetahuan tidak boleh mengancam kelangsungan
hidup semua mahluk.
Selain memegang empat
atribut yang dibawa di tangannya, dalam symbol-simbol Saraswati juga terdapat
angsa putih ( hamsa/sowan) yang terdapat dalam symbol Saraswati sebagai
pengapit yang berada di sebelah kiri-Nya, yang mengandung makna sebagai
kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Merak atribut yang terdapat dalam symbol Dewi Saraswati
sebagai pengapit di sebelah kanan-Nya
yang mengandung makna rasa ego atau rasa terhadap yaitu tidak sombong,
angkuh , kikir dan lain sejenisnya di dalam pengamalan ilmunya.
2.2 Makna Hari Raya Saraswati
Hari raya untuk memuja Saraswati dilakukan setiap 210 hari yaitu
setiap hari Sabtu Umanis Watugunung. Besoknya, yaitu hari Minggu Paing wuku
Sinta adalah hari Banyu Pinaruh yaitu hari yang merupakan kelanjutan dari
perayaan Saraswati. Perayaan Saraswati berarti mengambil dua wuku yaitu wuku
Watugunung (wuku yang terakhir) dan wuku Sinta (wuku yang pertama).
Pada hari Sabtu wuku
Watugunung itu, semua pustaka terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan
sebagai lambang stana pemujaan Dewi Saraswati. Di tempat pustaka yang telah
ditata rapi dihaturkan upacara Saraswati. Upacara Saraswati yang paling inti
adalah banten (sesajen) Saraswati, daksina, beras wangi dan dilengkapi dengan
air kumkuman (air yang diisi kembang dan wangi-wangian). Banten yang lebih
besar lagi dapat pula ditambah dengan banten sesayut Saraswati, dan banten
tumpeng dan sodaan putih-kuning. Upacara ini dilangsungkan pagi hari dan tidak
boleh lewat tengah hari.
Menurut keterangan
lontar Sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi Saraswati harus
dilakukan pada pagi hari atau tengah hari. Dari pagi sampai tengah hari tidak
diperkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya.
Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati dengan penuh, tidak membaca dan menulis
itu dilakukan selama 24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan dengan
biasa, setelah tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam hari
dianjurkan melakukan malam sastra dan sambang samadhi.
Besoknya pada hari
Radite (Minggu) Paing wuku Sinta dilangsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata
Banyu Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni
menghaturkan laban nasi pradnyam air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa
(mengandung enam rasa). Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu diminum
dan dimakan. Upacara lalu ditutup dengan matirtha.
Dalam upacara atau hari
raya Saraswati, bagi umat Hindu di Indonesia, upacara dihaturkan dalam tumpukan
lontar-lontar atau buku-buku keagamaan dan sastra termasuk pula buku-buku ilmu
pengetahuan lainnya. Bagi umat Hindu di Indonesia aksara yang merupakan lambang
itulah sebagai stana Dewi Saraswati. Aksara dalam buku atau lontar adalah
rangkaian huruf yang membangun ilmu pengetahuan aparawidya maupun parawidya.
Aparawidya adalah ilmu pengetahuan tentang ciptaan Tuhan seperti Bhuana Alit
dan Bhuana Agung. Parawidya adalah ilmu pengetahuan tentang sang pencipta yaitu
Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu di Indonesia - juga di Bali - tidak ada
pelinggih khusus untuk memuja Saraswati yang di Bali diberi nama lengkap Ida
Sang Hyang Aji Saraswati.
Gambar atau patung Dewi
Saraswati yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Dewi Saraswati ada
digambarkan duduk dan ada pula versi yang berdiri di atas angsa dan bunga
padma. Ada juga yang berdiri di atas bunga padma, sedangkan angsa dan burung
meraknya ada di sebelah menyebelah dengan Dewi Saraswati. Tentang perbedaan
versi tadi bukanlah masalah dan memang tidak perlu dipersoalkan. Yang
terpenting dari penggambaran Dewi Saraswati itu adalah makna filosofi yang ada
di dalam simbol gambar tadi. Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa
ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yang amat menarik dan mengagumkan.
Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah kemolekan yang dapat merangsang munculnya
nafsu birahi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Saraswati sebagai
lambing dari ilmu pengetahuan digambarkan sebagai wanita yang berparas cantik
dengan kulit yang bersinar yang merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan
suci akan memberikan keindahan dalam diri. Selain itu Dewi Saraswati juga di
gambarkan memiliki empat tangan dan
masing-masing menggenggam empat benda, keempat benda tersebut mempunyai makna
masing-masing yang menggambarkan bagaimana pengetahuan itu.
Makna pemujaan
Dewi Saraswati adalah untuk memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan
pada aspek Dewi Saraswati (simbol vidya) atas karunia ilmu pengetahuan yang di
karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dari avidyam ( kebodohan), agar di bombing menuju ke
kedamaian yang abadi.
3.2 Saran
Dengan adanya
perayaan Hari Raya Saraswati, di harapkan masyarakau Hindu lebih bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati yang
merupakan dewinya ilmu pengetahuan., karena atas karunia ilmu pengetahuan yang
di karuniakan kepada kita semua, kita dapat terbebas dari adanya kebodohan
untuk membimbing menuju kedamaian.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar